Selasa, 07 Februari 2017

Cara Menghitung Biaya Listrik Bulanan Prabayar dan Pascabayar

Tagihan listrik PLN bengkak? Bingung cara menghitung biaya tagihan rekening listrik per bulan? Perlu diketahui, bahwa ada 2 sistem cara pembayaran tarif listrik, yaitu prabayar dan pascabayar.

Cara Menghitung Tarif Listrik Per Bulan
Tarif dasar listrik (TDL) yang ditentukan oleh PLN memang cukup membingungkan bagi sebagian besar masyarakat. Cara yang paling mudah untuk menghitung tagihan listrik per bulan dengan mengetahui harga listrik per Kwh. Ini dapat anda peroleh dengan menghitung rata-rata pemakaian listrik selama beberapa bulan.

Tarif listrik per kwh dapat dihitung dengan membagi tagihan dalam satu bulan, dengan total penggunaan daya Kwh. Jadi, misalkan tagihan bulan lalu sebesar Rp. 244.750, dan total daya listrik yang digunakan sebesar 250 kwh. Maka, tarif listrik yang dikenakan kepada anda adalah 979 rupiah per kwh.


Cara Menghitung Biaya Listrik Bulanan Prabayar dan Pascabayar


Anda dapat menghitung pemakaian listrik pada bulan-bulan sebelumnya, sehingga anda dapat mengetahui rata-rata penggunaan daya listrik setiap bulan. Dengan begitu, untuk mengetahui berapa harga listrik yang harus anda bayar pada bulan ini, maka anda tinggal mengalikan konsumsi daya listrik dengan tarif yang dikenakan.

Jika ada perbedaan pemakaian daya sebenarnya dengan total yang tertera pada meteran, maka nilainya tidak terlalu besar. Biasanya sekitar 5-10 kWh saja. Jika lebih dari nilai tersebut, coba untuk mengingat peralatan listrik di rumah anda. Mungkin ada penambahan alat elektronik baru.

Perkiraan biaya listrik prabayar


Untuk menghitung berapa biaya yang harus dibayar pelanggan unit meteran prabayar dalam satu bulan, tidak jauh beda dengan metode perhitungan biaya listrik pasca bayar. Syaratnya, anda harus memenuhi kuota penggunaan daya dalam sebulan sesuai kapasitas daya listrik masing-masing.

Hitung dulu total kWh sesuai kapasitas daya listrik di rumah anda, supaya kuota listrik tidak habis pada pertengahan bulan.

Contoh, pelanggan listrik yang memasang kapasitas daya 1.300 VA, total kWh yang harus dipenuhi adalah:

(24 x 1.300) x 30 hari = 31.200 x 30 hari = 936 Kwh / bln


Cara menghitung harga per kwh


Untuk mengetahui harga per kWh, anda tingga membagi total harga pulsa listrik dalam sebulan dengan total daya yang terpakai. Misalkan total pulsa yang anda beli sebesar 500 ribu, maka harga per kWh adalah 500.000 / 936 = Rp. 534,2.

Nah, bagaimana kalau ada sisa kWh pada meteran di akhir bulan? Kurangi total daya listrik dengan sisa. Jadi, misalkan sisanya adalah 567 kWh, maka 936 – 567 = 369 kwh. Jadi, pemakaian kuota listrik dalam sebulan adalah 369 kWh. Artinya, anda telah menghabiskan 369 x 534,2 = Rp. 197.120 dalam bulan ini.

Jadi, pembelian voucher listrik pada bulan berikutnya sebesar nilai tersebut. Mengingat adanya toleransi sebesar 10 kwh, maka anda perlu menambahkan 10 x 534,2 = Rp. 5.342.

Untuk mengatasi kehabisan kuota listrik bagi pelanggan prabayar, maka anda dapat melakukan pembayaran via bank yang punya kerjasama dengan PLN. Anda juga dapat mengajukan pemasangan unit meteran prabayar baru yang kapasitas daya lebih besar, kepada PLN.

Demikianlah cara menghitung biaya listrik Pascabayar atau Prabayar dalam sebulan. Bagaimana pun, energi listrik selalu kita butuhkan setiap harinya. Tidak peduli, berapa tarif listrik yang ditentukan oleh PLN, tetap saja kita bayar.

Langkah paling tepat adalah konsumsi daya listrik yang cerdas. Padamkan lampu yang tidak digunakan di malam hari. Pertimbangkan untuk membeli peralatan elektronik baru, yang pastinya akan menambah biaya listrik setiap bulannya. Simak juga: Cara Membuat Pupuk Organik Sendiri Di Rumah

Tulis Komentar Anda!

Baca Juga

Cara Menghitung Biaya Listrik Bulanan Prabayar dan Pascabayar
4/ 5
Oleh
Tampilkan Komentar
Sembunyikan